Namun kekhawatiran
beralih pada cara bunuh diri Marlyn Monroe. Sebulan setelah kematian Marlyn
Monroe yang diduga bunuh diri dengan meminum obat-obatan hingga overdosis,
kurang lebih 200 orang mengikuti langkahnya ke alam baka dengan cara yang sama.
Namun, ternyata kasus copycat suicide terbesar bukanlah
disebabkan oleh Kurt Cobain atau Marlyn Monroe. Melainkan karena anak muda
bernama Werther. Karena ingin meniru cara bunuh diri Werther, 2000 pemuda Eropa
melakukan copycat suicide.
Tapi siapakah Werther
itu? Penyanyi? Bukan. Aktor? Mustahil. Pejabat? Tak mungkin. Jadi apa
kedudukannya hingga orang-orang nekat meniru gaya bunuh dirinya? Mungkin Anda
akan kaget jika saya katakan bahwa pemuda Werther itu adalah TOKOH DI DALAM
NOVEL.
Bagaimana bisa sesosok
tokoh dalam novel yang jelas-jelas hanya rekaan bisa memengaruhi orang sebanyak
itu?
Sebelumnya, mari kita
ketahui dulu novel The Sorrow of Young Werther.
The Sorrow of Young
Werther (Penderitaan Pemuda Werther) adalah buku novel yang berisi kumpulan
surat-surat Werther. Werther sendiri adalah seorang seniman muda yang
temperamen namun cerdas dan suka merenung. Dalam surat-suratnya, ia mengisahkan
tentang kehidupannya tinggal di Wahlheim. Disanalah dia bertemu gadis muda yang
menarik hatinya, Charlotte dan ia pun jatuh hati padanya.
Tapi pemuda bernama
Werther ini rupanya memegang prinsip, “Sebelum janur kuning melengkung, masih
ada kesempatan.” Sekalipun Charlotte sudah bertunangan dengan Albert yang 11
tahun lebih tua, Werther tetap mencintai Charlotte. Charlotte yang baik hati
dan pengertian, rupanya tahu bahwa Werther memiliki rasa suka kepadanya.
Selama beberapa bulan,
Werther mencoba tetap dekat dengan Charlotte. Akhirnya, Albert, Werther, dan
Charlotte menjadi teman yang suka bertemu. Walau ia merasa sangat sakit hati,
ia tetap berusaha tegar.
Tetapi, karena rasa
sakitnya semakin besar, ia pun memutuskan untuk pergi ke sebuah tempat bersama
Weimar. Karena suatu sebab, Werther lantas kembali ke Wahlheim. Disana lah,
segalanya menjadi terasa sulit bagi Werther. Segalanya yang ada disana semakin
membuat dirinya tersaikiti. Karena gadis yang ia cintai sudah mengingkat janji
dengan Albert yang menjadi pendamping hidupnya.
Charlotte yang merasa
kasihan kepada Werther, dan juga berusaha untuk menghormati suaminya segera
berkata kepada Werther supaya Werther jangan lagi bertemu dengannya. Ia tidak
mau Werther semakin sakit hati melihat Charlotte dan Albert terus bersama
karena mereka berdua telah menikah.
Werther pun berpikir
apakah ia harus membunuh Albert, Charlotte, atau bahkan dirinya sendiri. Tetapi
karena ia tidak tahan jika harus dicap sebagai pembunuh, Werther pun membunuh
dirinya sendiri. Namun, malang bagi Werther, pemakamannya pun sangat sepi.
Hanya pelayan dan anak angkatnya yang mengiringinya jenazahnya. Albert dan
Charlotte pun tidak menghadiri pemakamannya. Seperti yang tertulis di bagian
akhir bukunya: The steward and his sons
followed the corpse to the grave. Albert was unable to accompany them. Charlotte's
life was despaired of. The body was carried by labourers. No priest attended.
Yang jika di artikan
akan menjadi: Hanya anak-anak dan pelayannya yang menghadiri pemakamannya.
Albert sibuk dan tak bisa hadir. Charlotte sedang dilanda kesedihan. Werther
dikuburkan oleh para buruh. Tidak ada pendeta yang mendoakannya.
Sungguh menyedihkan…
Kita kembali ke kasus
Werther di dunia nyata.
The Sorrow of Young
Werther tersebut diterbitkan pertamakali pada tahun 1774 dan memiliki banyak
penggemar di daratan Eropa. Sejak diluncurkannya novel tersebut, para pemuda
banyak yang meniru gaya berpakaian Werther, yaitu jaket biru panjang, celana
panjang kuning dan baju berkerah terbuka.
David Phillips
Begitu populernya novel
ini diantara kalangan galauers Eropa pada masa itu, bahkan hampir (kalau saya
nggak salah ingat) ada 2000 pemuda galau Eropa melakukan bunuh diri dengan cara
yang sama seperti apa yang Werther
lakukan untuk mengakhiri hidupnya: Menembakkan pistol dikepala, ketika cinta
sudah kandas didepan mata. Hingga pada tahun 1974, David Philips, peneliti yang
meneliti kasus bunuh diri imitasi (copycat suicide) menamakan fenomena bunuh
diri tersebut dengan sebutan Werther Effect.
Bahkan, para pelaku
bunuh diri pengidap Werther Syndrom, kerap kali berpakaian yang sama persis
seperti yang Werther kenakan dalam novelnya. Atau sang pelaku bunuh diri
tersebut meletakkan bab novel yang menceritakan bagaimana Werther mengakhiri
hidupnya. Inilah alasan saya menjuluki kasus bunuh diri imitasi ini sebagai
kasus bunuh diri paling aneh dan paling mengerikan yang pernah saya tahu.
Bayangkan saja, Werther HANYALAH tokoh dalam NOVEL yang FIKTIF, bagaimana bisa
ada begitu banyak orang galau yang menyukai dirinya dan berpakaian sama seperti
dirinya sebelum akhirnya menembakkan pistol di kepalanya.
Begitu kuatnya pengaruh
tulisan Goethe itu sehingga dalam kajian mengenai bunuh diri dikenal Werther
effect. Istilah ini digunakan untuk menyebut pengaruh tulisan atau pemberitaan
yang memicu bunuh diri ikutan.
Pemerintah Inggris
pernah melarang pemberitaan detil mengenai cara orang membunuh diri untuk
menghindari apa yang disebut sebagai Werther Effect itu. Bahkan banyak
negara-negara di Eropa yang melarang penerbitan buku tersebut karena banyak
orang yang mengikuti jejak Werther.
Dari kasus ini kita
dapat mengambil sebuah pelajaran. Bukan, bukan sebuah kesimpulan, melainkan
sebuah saran dari saya. Ini adalah saran saya kepada pemuda galau yang ada di
dunia (terutama Indonesia). Hidup itu harus dijalani dengan benar-benar. Jangan
pernah membuat sebuah kejadian tragis di masa lalu menjadi penghambat bagi kita
untuk maju.
Ingat kata-katanya Chicken
Little, “Setiap hari adalah hari baru!” Atau kata-katanya Spongebob, “Aku siap!
Aku siap!” yang terus dikatakannya setiap pagi. Seharusnya itu juga yang
dilakukan oleh pemuda-pemuda galau masa kini. Putus cinta bukan berarti putus
segalanya.
“Nobody can go back to
the beginning and make a new start. But everyone can start today and make a new
ending” ~Maria Robinson
So, ayo kita jangan
putus asa atas apa yang telah terjadi! Ayo bangkit kaum muda!
gaada yang pake bahasa indonesianya :(
ReplyDelete