Serius. Kalian
tahu tidak sih, apa yang akan dihadapi oleh Indonesia pada tahun 2015 nanti?
Tidak hanya Indonesia, tetapi segenap anggota ASEAN (asosiasi negara-negara
Asia Tenggara) juga akan merasakan ‘hal’ ini.
‘Hal’ tersebut
adalah AEC.
Iya, AEC (ASEAN
Economic Community) atau yang dalam Bahasa Indonesia disebut MEA (Masyarakat
Ekonomi ASEAN) akan menjadi hal tangguh yang akan dihadapi oleh negara-negara
ASEAN, salah satunya Indonesia.
Apa sih AEC ini?
AEC adalah pembentukan sebuah integrasi ekonomi dalam
kawasan ASEAN dengan cara pembentukan biaya transaksi perdagangan, memperbaiki
fasilitas perdagangan dan bisnis, serta meningkatkan daya saing sektor UKM.
Disamping itu, pembentukan AEC juga akan memberikan kemudahan dan peningkatan
akses pasar intra-ASEAN serta meningkatkan transparansi dan mempercepat
penyesuaian peraturan- peraturan dan standardisasi domestik.
Pertanyaan
selanjutnya adalah: “Apakah Indonesia siap menghadapi AEC ini?”
Waktu terus bergulir, dan kini kita sudah menapaki
tahun 2014. Siap atau tidak, ASEAN Economic Community (AEC) akan dimulai pada
tanggal 31 Desember 2015 nanti, yang berarti kita akan segera memasuki pasar
tunggal dan basis produksi regional. Akhir tahun 2015 bukanlah waktu yang lama
dengan semua kesibukan paska pemilu 2014. Tanpa kesiapan yang baik dan visioner,
bisa-bisa AEC justru menjadi beban yang memusingkan.
Menurut Ketua Komisi Tetap Bidang Infrastruktur Kadin
Indonesia, Bambang Harjo, selain masalah infrastruktur, Indonesia dikhawatirkan
sulit bersaing karena sumber daya manusia belum siap menghadapi integrasi
ekonomi Asean.
Bambang yang juga Ketua Masyarakat Transportasi
Indonesia (MTI) Jawa Timur mengatakan kualitas SDM yang relatif rendah harus
segera dibenahi, meskipun waktu sudah semakin mendesak. Menurutnya, pendidikan
menjadi faktor kunci peningkatan kualitas SDM. Karena itulah, pemerintah harus
menjamin pendidikan yang terjangkau bagi seluruh rakyat hingga perguruan tinggi.
Beliau menilai upaya pemerintah menggenjot
infrastruktur akan sia-sia apabila SDM belum siap, sehingga pembangunan dan
pengelolaan infrastruktur juga akan dikuasai oleh asing. Bambang mengharapkan pemerintahan yang baru
memiliki visi membangun sektor transportasi yang lebih baik dan terencana,
serta tidak melupakan SDM yang akan mengelola infrastruktur di seluruh Tanah
Air.
Selain masalah SDM, masalah lain yang dihadapi
Indonesia dalam menghadapi AEC adalah pengelolaan maritim yang dinilai kurang
maksimal. Mengapa maritim? Hal ini disebabkan AEC akan menumbuhkan kawasan Asia
Tenggara menjadi pasar ekonomi yang sangat kompetitif dengan jaringan produksi
dan distribusi yang saling terhubung. Karena itu, berbagai prioritas
pembangunan industri perkapalan dan perbaikan fasilitas pelabuhan menjadi
penting bagi setiap negara anggota ASEAN, terutama negara dengan luas laut
sangat besar seperti Indonesia.
Meski demikian, Indonesia memiliki beberapa keunggulan
yang dapat dimanfaatkan untuk menghadapi AEC 2015 nanti. Keunggulan pertama adalah
SDM. Ya, saya tahu di atas telah dikatakan bahwa SDM merupakan titik lemah
Indonesia, namun sesungguhnya, SDM dapat menjadi keunggulan jika dibina dengan
baik. Dengan
jumlah penduduk yang mencapai 39 persen dari total penduduk ASEAN sebanyak 608
juta jiwa, Indonesia berpotensi memberikan pengaruh besar bagi terwujudnya AEC.
Dari perspektif ekonomi, fakta ini tentu menggambarkan bahwa Indonesia
memeiliki ketersediaan sumber daya manusia sangat mencukupi untuk bersaing di
kompetisi ekonomi regional.
Selain itu, Indonesia memiliki pengalaman penting dan
berharga dalam menghadapi berbagai tantangan dan kendala, terutama saat diterpa
krisis moneter pada kurun waktu 1997-1998. Pengalaman pahit ini telah
menjadikan Indonesia jauh lebih matang dan siap dalam mengarungi lautan ekonomi
global. Ditambah lagi, pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan hasil yang
positif dalam beberapa tahun terakhir sebagai buah keberhasilan mengelola
ekonomi makro.
Meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia dari tahun ke
tahun menunjukkan trend positif selalu berada di atas enam persen, hal ini
belum tentu dapat membuat Indonesia siap seratus persen terhadap AEC. Masih ada
beberapa hal yang harus kita, sebagai masyarakat Indonesia lakukan. Apa saja
hal tersebut?
Pertama, tentu saja kita harus mengubah ‘mindset’
konsumtif menjadi produktif sehingga kita bisa mengurangi pengeluaran dan
memperbesar pemasukan bagi negara kita. Kedua, kita harus meningkatkan produk
menjadi lebih kompetitif yang akan berpengaruh pada ketertarikan konsumen akan
produk yang kita hasilkan dengan kualitas terjamin dan harga yang terjangkau.
Selain itu, jika sekarang ekonomi Indonesia meningkat
karena keberhasilan ekonomi makro, maka kini sudah saatnya untuk pemberdayaan
usaha mikro, kecil, dan menengah. Hal ini diperlukan untuk memersiapkan semua
lapisan masyarakat Indonesia dalam menghadapi AEC mendatang. Dalam hal ini,
sangat penting untuk mengubah mindset
pegawai menjadi entrepreneur (pengusaha) sehingga diharapkan akan muncul
pengusaha-pengusaha baru yang dapat menciptakan lapangan kerja dan memenuhi
kebutuhan masyarakat indonesia secara mandiri sehingga tidak bergantung
terhadap negara lain.
Kesiapan Indonesia dalam menghadapi AEC 2015, antara
peluang dan ancaman. Siap atau tidak siap sudah tidak perlu diperdebatkan lagi
karena AEC sudah menjadi keputusan dan ketetapan politik yang harus dihadapi
semua negara ASEAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia boleh jadi membaik, tetapi
masa depan tetap tidak dapat diramal. Dengan semua hal yang ada sekarang,
apakah kita sudah siap?
sumber:
id.wikipedia.org
markbiz.co.id
kompasiana.com
eklip.wordpress.com
ekbis.sindonews.com
fajar.co.id
liputan6.com
beritasatu.com
bisnis.com
ikbalumhar.wordpress.com
Comments
Post a Comment